Rabu, 01 Juni 2011

Main dan Kerja

Sekarang saya sudah berumur 22 tahun, dan sayangnya, masih bergantung pada orang tua. Hal ini sering mengganggu saya akhir ini. Beberapa solusi sempat terlintas. Satu diantaranya adalah dengan meminta orang tua mengurangi jatah mingguan saya. Tetapi kemudian saya urungkan niat itu, karena saya merasa belum mampu (atau mungkin belum mau) hidup dengan uang kurang dari biasanya. Solusi lainnya yang kemudian muncul adalah dengan mencari kerja. Nah, yang kedua inilah yang menurut saya solusi yang paling nyaman untuk dilakukan.

Saya pun kemudian benar-benar bekerja. Beberapa teman membuka usaha, sebuah warung kopi, dan membutuhkan tenaga untuk mengisi posisi pramusaji. Jadilah saya seorang pramusaji. Sampai sekarang sudah dua kali gajian, dan walaupun hasilnya belum cukup wah saya sudah sangat senang bisa punya penghasilan sendiri. Setidaknya saya bisa membeli barang-barang yang saya inginkan sendiri. Menurut saya, itu bisa sedikit mengurangi ketergantungan saya pada uang pemberian orang tua.

Kegelisahan saya memang sedikit terpuaskan tapi sepertinya kegelisahan lain muncul, dengan rutinitas kerja yang ada jatah bermain saya jadi berkurang. Hal ini sempat membuat saya resah karena saya adalah tipe orang yang sangat suka bermain dan berjalan-jalan bersama-sama teman-teman. Tapi kemudian saya kembali berpikir, sekarang sudah saatnya saya melakukan perubahan. Tak bisa dan tak boleh lama-lama saya membebani orang tua. Saya harus mandiri. Toh cepat atau lambat saya harus berlapang dada merelakan kebebasan saya saat memasuki dunia kerja.

Kini saya menikmati bekerja dan menghasilkan uang sendiri. Saya mulai menabung. Harapannya uang tabungan itu nantinya bisa mendukung hobi saya main dan jalan-jalan. Tabungan itu bisa saya gunakan untuk beli sepatu, tas, atau benda-benda lainnya.

Katakan iya pada perubahan. Hidup adalah jalan yang penuh dengan tikungan, dengan kejutan-kejutan luar biasa di ujungnya. Mari, berproseslah dengan berani.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar